Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Allah Swt. berfirman : "Katakanlah ( hai Muhammad ), jika kamu
benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu,
dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang "
( QS: Ali Imran ayat 31 ).
Rasulullah saw bersabda : " Barangsiapa menghidupkan sunnahku, maka ia
mencintaiku; dan barangsiapa mencintaiku, maka ia akan bersamaku di dalam
Surga ".
Dalam hadits lain Rasulullah saw. bersabda : " Barangsiapa tidak
menyukaiku, berarti tidak menyukai Allah Ta'ala "
Salah satu sunnah yang seringkali diabaikan oleh ummat Islam adalah
memelihara jenggot. Banyak orang menganggap bahwa hukum memelihara jenggot
hanyalah sebatas sunnat saja, tidak wajib, sehingga jenggotpun dicukur
habis. Padahal jenggot adalah sunnah seluruh Nabi dan Rasulullah saw.
sangat menekankan para sahabatnya agar memelihara jenggot. Selain itu,
jenggot adalah identitas seorang muslim yang membedakannya dari
orang-orang musyrik.
Aisyah r.a meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, " Sepuluh perkara
adalah fitrah, dan menggunting kumis serta memanjangkan jenggot itu
termasuk di dalamnya "
Dari Abu Hurairah r.a. , Rasulullah saw. bersabda : " Di antara fitrah
Islam adalah menggunting kumis dan memanjangkan jenggot, karena
sesungguhnya orang-orang Majusi memanjangkan kumis mereka dan mencukur
jenggotnya. Maka berbedalah kalian dari mereka dengan cara menggunting
kumismu dan memanjangkan jenggotmu ".
Dari Ibnu Umar r..a, Rasulullah saw. bersabda : " Tentanglah orang-orang
musyrik dengan memanjangkan jenggotmu dan menggunting kumismu ".
Rasulullah saw. bersabda : "Gunting pendeklah kumismu dan biarkan
jenggotmu tumbuh " ( HR. Muslim ).
Rasulullah saw. bersabda : " Aku tidak ada hubungan dengan seseorang yang
mencukur (jenggotnya ) , berteriak-teriak dan merobek pakaiannya ( dalam
kesedihan )" ( Bukhari dan Muslim ).
Rasulullah saw. bersabda : "
yang menyebabkan kehancuran mereka. Di antara kebiasaan itu adalah
mencukur habis jenggot dan membiarkan kumis mereka tumbuh panjang ". (
Ibnu Asakir ).
Dua utusan dari
Majusi ( penyembah api ) , jenggot mereka dicukur sedangkan kumis mereka
demikian lebat. Ketika berhadapan dengan Rasulullah saw. mereka bergetar
karena kekuatan rohani yang begitu tinggi dari Rasulullah saw.
Rasulullah saw. tidak suka ketika melihat penampilan mereka, dan beliau
bertanya : “ Siapakah yang memerintahkan kamu supaya wajah kalian seperti
ini ? “ Mereka menjawab " Tuhan kami, Kisra “ ( mereka memanggil Kisra,
raja mereka, dengan sebutan ‘Tuhan’ ). Rasulullah saw. kemudian berkata :
“ Tuhanku telah memerintahkan aku agar memanjangkan jenggot dan
menggunting kumis ". ( Tabrani ).
Abu Bakar Ash-Shidiq r.a. membiarkan jenggotnya tumbuh lebat ( Qut –al
Qulub ).
Umar al-faruq r.a. mempunyai jenggot yang besar ( al- Isabah ).
Usman bin Affan r.a. berjenggot lebat dan agung ( Tarikh al-Waqidi ).
Ali bin Abi Thalib r.a. mempunyai jenggot yang lebar ( Tarikh al-Khulafa
).
Imam Hambali, Imam Hanafi, Imam Syafi'i, Imam Malik sepakat mengharamkan
mencukur habis ( to shave ) jenggot .
Keadaan alami manusia yang wajar tercermin dalam kehidupan para Nabi a.s.
Oleh karena itu, amal perbuatan manusia hanya akan mendapat keridhaan
Allah Swt. apabila manusia mengikuti suri tauladan para Nabi a.s. Apa yang
dilakukan oleh Muhammad Rasulullah saw. ( dalam hal ini memotong kumis
dan memanjangkan jenggot ) adalah mengikuti sunnah para Nabi a.s. tsb.
Mereka adalah kumpulan orang shalih yang mendapat petunjuk dari Allah Swt.
kepada siapa kita dan Rasulullah saw. diperintahkan untuk meneladaninya,
seperti disebutkan dalam Al-Qur’anul Karim :
" Merekalah orang-orang yang mendapat petunjuk dari Allah, maka ikutilah
petunjuk mereka " ( QS : Al-An’am : 90 ).
Saudara-saudaraku, betapa banyak usaha kita untuk tampil "elok" di
hadapan orang banyak, betapa banyak usaha kita untuk menunjukkan
eksistensi kita di hadapan manusia lainnya, tapi berapa banyakkah kita
menarik perhatian Allah Swt. dengan penampilan dan dengan perbuatan,
prestasi, atau ibadah kita ? Manusia melihat dan Allah Swt Maha
melihat. Marilah kita lebih banyak hidup di " Mata Allah " daripada di
" mata manusia ".
Allah Swt. berfirman :
" Apakah engkau tidak merasa cukup dengan Tuhan-mu, yakni bahwa
sesungguhnya Ia Menyaksikan dan Mengetahui segala sesuatu ? " ( QS:
Fushshilat :53 ).
Rabbigh-firlii wa li waalidayya.
" A man must be looked as a man, a woman must be looked as a woman "
___________________________________________________________
YHA, 21.04.2003 - dari berbagai sumber.
0 komentar:
Posting Komentar